Exploration and Identification of Trichoderma sp. with Baiting Method as a Biological Agent in Horticultural Lands

Main Article Content

Emilda Zahrotul Firdaus
Wiwin Misnati Nur Indahsari Indahsari
Saiful Bahri
Esti Tyastirin

Keywords

Eksplorasi, Motode baitting, Trichoderma sp

Abstract

The use of biological agents is an effective way to prevent the negative impacts of excessive synthetic chemical pesticide use. Trichoderma sp., a saprophytic fungus, acts as a biocontrol agent against various phytopathogenic molds and is more commonly found in rooted soil and leaves than in stems or fruits. This study aims to identify the characteristics and presence of Trichoderma sp. in horticultural land using the baiting method. Isolation was carried out by collecting fungi grown on rice, corn, and coconut bait using an inoculation needle. Three Trichoderma sp. isolates were obtained from chili and bamboo root soil using rice and corn bait. The results showed that the three isolates had similar characteristics: colonies were dark green, circular in shape, powdery in texture, and had entire margins. Microscopically, the isolates featured branched and upright conidiophores arranged vertically, short and thick phialides, round greenish conidia, and septate hyphae resembling threads.

Downloads

Download data is not yet available.

References

[1] Badan Pusat Statistik, Luas Panen dan Produksi Padi di Indonesia 2023 (Angka Sementara). Diakses pada 13 Maret 2024. < https://www.bps.go.id/ id/pressrelease/2023/10/16/2037/luas-panen-dan produksi -padi-di-indonesia-2023--angka-sementara-html>, 2023.
[2] A. D. Alfia dan N. T. Haryadi, “Pengujian Konsentrasi Biofungisida Cair Berbahan Aktif Trichoderma sp. dalam Pengendalian Penyakit Antraknosa (Colletotrichum sp.) pada Cabai di Lapang,” Berkala Ilmiah Pertanian, vol. 5, no. 2, pp. 58-64, 2022.
[3] Duriat, Pengendalian Hama Penyakit Terpadu pada Agribisnis Cabai. Jakarta: Penebar Swadaya, 2015.
[4] A. Pingkan dan Kusnadi, “Kultur Campuran dan Faktor Lingkungan Mikroorganisme yang Berperan dalam Fermentasi TeaCider”, Journal of Mathematicl and Fundamental Sciences ITB, no.35, pp.147- 162, 2023.
[5] A. Sanothan, V.B. Montong, dan M. Lengkong, “Uji Antagonis Jamur Trichoderma sp. terhadap Penyakit Antraknosa Colletotrichum sp. pada Tanaman Cabai Keriting Capsicum annuum L. di Laboratorium”, Jurnal Enfit: Entomologi dan Fitopatologi, vol.3, no.1, pp.15-23, 2023.
[6] Y. Kansrini, “Uji Berbagai Jenis Media Perbanyakan Terhadap Perkembangan Jamur Beauveria bassiana di Laboratorium”, Jurnal Agrica Ekstensia, vol. 9, no.1, pp.34-39, 2015.
[7] D. Novianti, “Perbanyakan Jamur Trichoderma sp. pada Beberapa Media”, Sainmatika: Jurnal Ilmiah Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, vol.15, no.1, pp.35, 2018.
[8] A. Hasyim, W. Setiawati, dan L. Lukman, “Inovasi Teknologi Pengendalian Alternatif dalam Menekan Perkembangan Penyakit Antraknosa pada Tanaman Cabai”, Deptan Indonesia Pengembangan Informasi Pertanian, vol. 8 no. 1, pp. 1-10, 2015.
[9] Y. Muliani, E. H. Krestini, dan A. Anwar, “Uji Antagonis Agensia Hayati Trichoderma Spp. Terhadap Colletotricum capsici Sydow Penyebab Penyakit Antraknosa pada Tanaman Cabai Rawit Capsicum frustescens L.”,AGROSCRIPT Journal of Applied Agricultural Sciences, vol.1, no.1, 2019.
[10] N. Nurliana dan N. Anggraini, “Eksplorasi dan Identifikasi Trichoderma Sp. Lokal dari Rizosfer Bambu dengan Metode Perangkap Media Nasi”, Jurnal AGROHITA: Jurnal Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan, vol.2, no.2, pp.41-44, 2018.
[11] A. Irna, H. Hafsan, dan A. Alfian, “Introduksi Trichoderma sp. pada Tanaman Cabai (Capsicum frutescens)”, Teknosains: Media Informasi Sains dan Teknologi, vol. 17, no.1, pp. 108-115, 2023. https://doi.org/10.24252/teknosains.v17i1.34817
[12] W. Haristia dan T. Pribadi, “Perbanyakan Agen Hayati Trichoderma Sp. Menggunakan Media Beras di Laboratorium Pengamatan Hama dan Penyakit Tanaman Banyumas,” Proceedings Series on Physical & Formal Sciences, vol. 2, pp. 240-249, 2021. https://doi.org/ 10.30595/pspfs.v2i.192
[13] N. Gani, “Eksplorasi Trichoderma Sp Sebagai Agen Pengendalian Hayati Penyakit Busuk Buah Kering (Cercospora) Tanaman Pala di Kelurahan Foramadiahi” (Doctoral dissertation, Universitas Khairun), 2021.
[14] J. Juliana, U. Umrah, dan A. Asrul, “Pertumbuhan Miselium Trichoderma Sp. pada Limbah Cair Tempe dan Limbah Air Kelapa”,Biocelebes , vol. 11 no. 2, 2017.
[15] A. N. Amalia dan A. Elviantari, “Eksplorasi dan Isolasi Trichoderma spp. Pada Rizosfer Kopi Robusta di beberapa Kecamatan Sumbawa, ”BIOMARAS: Journal of Life Science and Technology, vol. 1 no.1, pp. 13 -20, 2023.
[16] C. Urailal, A. M. Kalai, E. Kaya, dan A. Siregar, “Pemanfaatan Kompos Ela Sagu, Sekam Dan Dedak Sebagai Media Perbanyakan Agens Hayati Trichoderma harzianum,” Agrologia, vol. 1no. 1, pp. 21-30, 2012.
[17] A. Puspowidowati, “ Penentuan profil gula pereduksi dari beras, jagung giling dan jagung pipilan (suatu upaya penggalian pangan alternatif berindeks glikemik rendah bagi penderita diabetes)”, (Doctoral dissertation, UNIVERSITAS AIRLANGGA), 2011.
[18] S. D. Runtunuwu, “Kandungan kimia daging dan air buah sepuluh tetua kelapa dalam komposit”, Eugenia, vol. 12no. 1, pp. 57-65, 2011.
[19] W. O. Yusria, T. N. Rahman, A. Aulia, N. I. Ulfa, dan M. Botek, “Isolasi dan Produksi Mandiri Biopestisida Trichoderma dari Perakaran Tanaman Bambu”, Jurnal Abditani, vol.7, no.1, pp. 93-101, 2024.
[20] S. Handoko, Kajian epidemi penyakit kanker batang Duku di Provinsi Jambi. Disertasi. Yogyakarta (ID): Universitas Gadjah Mada, 2014.
[21] E. P. Nengsih, M. Faizah, dan H. Prasetyono, “Uji Tiga Jenis Media Tumbuh Trichoderma sp. dan Efektifitas Antagonisme Terhadap Fusarium sp. Secara Invitro”, AGROSAINTIFIKA, vol.4, no.2, pp. 294-298, 2022.
[22] R. Sriwati, Trichoderma: Si Agen Antagonis. Kuala lumpur : Syiah Kuala University Press, 2017.
[23] R. Mukhopadhyay dan D. Kumar, “Trichoderma: a beneficial antifungal agent and insights into its mechanism of biocontrol potential”, Egyptian Journal of Biological Pest Control, no. 30, pp.1-8, 2020.
[24] M. Vellaisamy, dan M. Thangavelu, “Influence of crop species and edaphic factors on the distribution and abundance of Trichoderma in alfisol soils of southern India”, Acta Botanica Croatica, 2013.
[25] F. S. Ega, Bina, I. Bambang, S. Wawan, N. E. Christina, ”Artikel Review: Aplikasi Inokulum Fungi Trichoderma spp. untuk Pertumbuhan dan Penekan Fitopatogen,” Jurnal Biologi Papua, doi: 10.31957/jbp.2377, 2022.
[26] R. Gordana, V. Igor, K. Branko, R. Danka, L. Milana, N. Ljiljana, P. Dejana, “Screening of Native Trichoderma Species for Nickel and Copper Bioremediation Potential Determined by FTIR and XRF,” Microorganisms, vol. 11, no. 3 pp. 815, 2023.
[27] L. A. Yanti dan M. A. L. Frianos, “Eksplorasi dan identifikasi Trichoderma spp. di Universitas Teuku Umar”, Jurnal Agrotek Lestari , vol.4 no.1, pp.86-90, 2018.
[28] H. L. Barnett dan B. B. Hunter, “Illustrated genera of imperfect fungi,” 1986.
[29] P.D. Neto, J.B. Henuk, dan A. E. Mau, “Isolasi dan Identifikasi Trichoderma spp. dari Rhizosfer Tanaman Jati (Tectona grandis Linn.) di taman Hutan Raya Prof. Ir. Herman Yohanes, Desa Kotabes, Kecamatan Amarasi Kabupaten Kupang”, Wana Lestari, vol.4, no.1, pp.083-089, 2022.
[30] D. Y. Molebila, A. Rosmana, dan U. S. Tresnaputra, “Trichoderma asal akar kopi dari Alor: Karakterisasi morfologi dan keefektifannya menghambat Colletotrichum Penyebab Penyakit Antraknosa secara in Vitro”, Jurnal Fitopatologi Indonesia, vol. 16, no. 2, pp. 61-68, 2020.